Saturday 13 February 2016

Simpul Terujung 11-15

Aku memalingkan wajah, benci melihat mereka berdua, sakit hati itulah yang tepat aku rasakan. ‘’Lanjutkan saja urusan kalian,’’ ujar ku acuh tak acuh, ‘’Aku hanya mau mengambil beberapa barangku dan pergi dari sini.’’

Saat aku melangkahkan kaki ke dalam, Audrey menyusulku. Pandangannya bingung, ‘’Maksudmu apa kak Ellen,’’ tanyanya, ‘’Kamu mau meninggalkan rumah ini?’’

Simpul Terujung 16-20

Hubungan yang terbina selama empat tahun hilang begitu saja. Hilang hanya karena wanita, wanita yang lebih baik dariku. Tapi, kenapa harus adikku. Mungkin kalau oranglain, aku tidak terlalu bersedih. Ini, adikku sendiri.  Aku selalu berusaha mengalah deminya.

Sejak kecil hingga aku dewasa masih harus mengalah. Usiaku dengan Audrey berbeda empat tahun, tetapi haruskah aku menjadi seorang kakak yang selalu mencoba menjadi pelindung terus menerus.

Friday 12 February 2016

Simpul Terujung 5-10

Saat memasuki café itu, suasananya masih sepi. Saat mataku menelusuri ruangan café yang lumayan besar, kulihat Jack duduk dibangku paling pojok. Memandang wajahnya mengingatkan aku akan perkataan Audrey yang sempat membuatku sakit hati. Rasanya tak berdaya, saat mau menghampiri meja tersebut.

Aku berusaha menekan kemarahan dan rasa kecewa ku. Aku pandangi Jack, Jack jadi serba salah dipandangi seperti itu. ‘’Sudah lama menunggu Jack,’’ sapaku saat aku sudah berada di dekatnya.
Jack tersenyum dan berdiri, menghampiriku dan menciumku. Kubiarkan saja dia mencium lembut pipiku. ‘’Lama banget say, aku kira kamu tidak jadi datang. Sudah lewat lima belas menit aku menunggumu,’’ katanya melanjutkan, ’’Bagaimana kabar mu, sepertinya kamu pucat. Jangan terlalu lelah bekerja, karena kita sebentar lagi akan menikah.’’

Thursday 26 January 2012

Simpul Terujung 1-4

Jam baru menunjukan pukul 11.00 WIB, aku mencoba membolak-balik berkas sebelum menyusunnya menjadi satu, memeriksa tiap detail tulisan yang tertera dalam kertas putih. Rencananya berkas ini akan segera di letakan di meja manajer untuk meminta persetujuan even yang akan diselengarakan minggu depan.

Aku terkejut, saat seseorang membuka pintu ruang kantorku yang terbuat dari kayu jati tanpa mengetuk terlebih dahulu. Kucoba melihat sosok yang datang dengan terburu-buru. Ah, ternyata Audrey, adikku. Kedatangannya saat itu tidak pernah kuharapkan. Aku tidak bisa menutup rasa terkejutku, saat dia mampir ke tempat kerjaku. Tidak biasanya, dia datang ke kantorku, bahkan penampilannya cukup berantakan, tetapi tidak bisa menutup kecantikannya.

Begitu, dia melihatku berada di depan meja kerja. Ia pun langsung menghempaskan diri di sofa di depanku. Ada jeda diantara kami. Kubiarkan suasana hening itu menyelimuti kami. Aku pura-pura berkonsentrasi membuka tiap lembaran kertas yang sudah beberapa kali aku periksa.

 

Simpul Terujung Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang