Jam baru menunjukan pukul
11.00 WIB, aku mencoba membolak-balik berkas sebelum menyusunnya menjadi satu,
memeriksa tiap detail tulisan yang tertera dalam kertas putih. Rencananya
berkas ini akan segera di letakan di meja manajer untuk meminta persetujuan even
yang akan diselengarakan minggu depan.
Aku terkejut, saat
seseorang membuka pintu ruang kantorku yang terbuat dari kayu jati tanpa
mengetuk terlebih dahulu. Kucoba melihat sosok yang datang dengan terburu-buru.
Ah, ternyata Audrey, adikku. Kedatangannya saat itu tidak pernah kuharapkan.
Aku tidak bisa menutup rasa terkejutku, saat dia mampir ke tempat kerjaku.
Tidak biasanya, dia datang ke kantorku, bahkan penampilannya cukup berantakan,
tetapi tidak bisa menutup kecantikannya.
Begitu, dia melihatku
berada di depan meja kerja. Ia pun langsung menghempaskan diri di sofa di
depanku. Ada jeda diantara kami. Kubiarkan suasana hening itu menyelimuti kami.
Aku pura-pura berkonsentrasi membuka tiap lembaran kertas yang sudah beberapa
kali aku periksa.